Monday, February 25, 2008

Inflasi dan ekonomi islam

Dasar saya punya otak cetek, pas pelajaran ekonomi jaman sekolah dulu nggak ada satupun yang bener-bener nyangkut di otak bebal saya ini. Termasuk soal inflasi.

Kemarin malam baca di : http://suamigila.com/2008/02/getting-smart-on-money.html soal kekhawatiran dia sama inflasi yang menggerogoti uang yang milikinya, sebenarnya inflasi mengerogoti duit kita semua, baik yang emang disimpan atau bahkan yang tidak disimpan. Menariknya lagi, ada yang komentar, bahwa jika menggunakan ekonomi islam, inflasi tidak mungkin terjadi. Kerap saya dengar tapi, saya belum paham korelasinya.

Bentar, kita baca penjelasan inflasi yang ditulis di: http://priyadi.net/archives/2005/07/20/inflasi/ bahwa, inflasi adalah fenomena kenaikan harga-harga pada sebuah lingkup ekonomi. Tingkat inflasi biasanya diberikan dalam persentase. Jika inflasi pada sebuah tahun adalah 10%, maka rata-rata harga barang pada akhir tahun lebih mahal 10% daripada di awal tahun. Atau dengan kata lain, nilai yang bisa dibeli oleh sejumlah uang berkurang 10% pada akhir tahun dibandingkan dari awal tahun.

Inflasi dihitung secara statistik dengan mengambil sampel harga-harga di pasaran. Karena itu bisa saja perhitungan inflasi dari dua buah pihak berbeda antara satu dan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor perbedaan cara pengambilan data, metodologi yang berbeda, fokus penghitungan, serta waktu pengambilan sampel yang berbeda.

atau kata wikipedia....
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu). Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya produksi.

Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment.

Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.

Terus, jika dalam ekonomi islam, fenomena kenaikan harga-harga pada sebuah lingkup ekonomi tidak ada yah? Atau tidak Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi yang kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat?

Katanya sih di Arab Saudi, harga tidak pernah mengalami peningkatan, berarti inflasi tidak ada yah?

Buat saya mah, mau ekonomi islam atau ekonomi barat, harapan saya uang yang ada di kantong saya, yang notabene saya gunakan untuk mencukupi hidup hari ini dan masa depan dan untuk mempersiapkan masa depan anak-anak saya, selalu cukup. Tidak perlu kesal akibat haga telur naik, harga daging naik, harga angkot naik, harga minyak goreng naik dst..dst... dst...

Btw, kalau ada yang bersedia menerangkan korelasi inflasi yang tidak akan terjadi akibat menggunakan ekonomi islam, boleh tuh saya diterangin....

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Saya juga gak tahu persis wahai Pak Rubah. Tapi sepertinya di kaitkan dengan jenis uang yang dipakai. Disebut tidak ada inflasi karena uangnya pake dinar emas. Nilai uang emas bersifat intrinsik - bergantung pada kadar emas di kepingan uang. Tidak bergantung pada faktor eksternal, seperti cadangan devisa negara atau pencetakan uang secara ugal-ugalan. Jadi tidak akan ada inflasi sepanjang nilai emas tidak turun terhadap barang-barang lain.

Semoga Pak Rubah tidak puas dengan jawaban ini, malah penasaran lalu nyari sendiri jawaban di google.

15 October, 2008 21:12  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home