Saturday, February 05, 2005

Gimana jika Adam dan Hawa sebenarnya tidak saling mencintai?

Bukan, saya bukan mau cerita soal sinetron di SCTV yang jadi idola emak-emak beberapa bulan lalu. Ini Adam dan Hawa yang lain. Betul! Iya… Adam dan Hawa yang itu.

Wah! Jangan dong… jangan pula saya dikutuk karena mengatakan apa yang ada dipikiran saya ini.

Nah, bagaimana jika mereka “terpaksa” saling mencintai? Yup! Terpaksa, karena mereka gak punya pilihan lain. Bayangin ajah, Adam manusia pertama, cowok tentunya, sedangkan Hawa manusia kedua tapi dia kan manusia pertama yang berjenis kelamin perempuan. Tiap hari main berdua ajah. Kemana-mana berdua. Belok kanan ketemu dia lagi, belok kiri ketemu yah... ni anak lagi.

Kata pepatah kan, “Asa bisa karena biasa” loh?!!! Eh, maksudnya, “Cinta lahir karena kebersamaan setiap saat” Jadi deh mereka….

Jika cinta laksana hidup yang merupakan sebuah pilihan dan manusia tidak pernah berhenti untuk mencari pilihan. Namun, kadang kita mesti berhenti memilih, atau tidak menemukan pilihan lain, atau lelah untuk menemukan pilihan, atau memang telah terlalu kuat keyakinan atas satu pilihan. Di saat itu kita dapat terus bertahan dengan yang kita miliki saat ini. Hingga hidup menghantarkan kita pada pilihan lainnya.

Maka, seberapa besar cinta di hati, kadang tak cukup membuat kita bertahan menjalin hubungan dengan seseorang. Sepanjang kita tahu ada pilihan-pilihan lain di luar sana, yang memberi kita harapan baru atas sesuatu yang (kita anggap) lebih baik.

Cinta menjadi tak cukup kuat. Cinta menjadi begitu lemah. Bagai lem sagu yang terlalu banyak air.

Puiiihhh!!! Untung saja Adam gak punya pikiran seperti ini. Jika iya, belum tentu kita ada nih…

(Sejuta permohonan ampun dan maaf dari saya untuk Nabi Adam dan Siti Hawa, karena telah meminjam nama besarnya dalam cerita ini)