Monday, August 21, 2006

Manfaat Terapetik Toksin Tetanus


Disalin dari email seorang teman.

Temuan Baru: Manfaat Terapetik Toksin Tetanus

Pengembangan produk vaksin dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mengembangkan vaksin-vaksin baru maupun dengan diversifikasi penggunaan vaksin yang telah ada. Sebuah penelitian di Departemen Biokimia & Biologi Molekuler dan Institut Neuroscience Universitas Autonoma De Barcelona menemukan toksin tetanus (bahan dasar vaksin tetanus) dapat digunakan untuk terapi mengatasi gangguan psikologi seperti depresi, kegelisahan dan anorexia (gangguan jiwa takut gemuk). Toksin tersebut juga dapat digunakan untuk memperlambat terjadinya gangguan neurodegeneratif seperti penyakit parkinson (gangguan sistem syaraf yang mempengaruhi pengendalian otot).

Serotonin adalah bahan kimia neurotransmiter yang bertugas membawa sinyal dari satu sel syaraf ke sel berikutnya melewati suatu membran yang disebut membran sinaptik. Setelah serotonin diangkut ke ujung sel syaraf untuk kemudian dilewatkan membran sinaptik, sisa serotonin yang tertinggal dalam sel akan dipecah atau diserap kembali oleh sel. Serotonin dianggap bertanggung jawab terhadap beberapa hal penting misalnya tidur, nafsu makan & rasa nyaman (well-being). Para penderita depresi memiliki kadar serotonin yang rendah pada otak, akibatnya mereka merasa gelisah dan tidak nyaman. Kondisi itu dapat dimanipulasi dengan mengatur kadar serotonin pada otak dengan menggunakan obat-obatan. Prozac adalah salah satu merek obat untuk mengatasi depresi. Cara kerja Prozac adalah dengan menghambat penyerapan kembali serotonin oleh sel-sel syaraf sehingga kadar serotonin otak dapat dijaga.

Peran toksin tetanus pada terapi depresi mirip dengan Prozac. Cara kerja toksin tetanus adalah dengan menghambat mengalirnya serotonin ke membran sinaptik, sehingga kadar serotonin dalam sel syaraf terjaga. Toksin tetanus memiliki efektifitas sama dengan obat-obat inhibitor selektif yang selama ini digunakan. Bahkan lebih kuat, lebih tahan lama dan lebih spesifik. Sifat penghambatan ini menjadikan toksin tetanus dapat digunakan sebagai obat untuk berbagai tujuan. Toksin tetanus juga akan lebih efektif dibanding Prozac dan lebih efektif dibanding beberapa obat lain yang bekerja secara selektif menghambat pengangkutan serotonin di ujung sel syaraf.


^_^

Molekul toksin tetanus terdiri dari dua bagian terpisah & berbeda. Komponen pertama adalah yang menyebabkan efek toksik dan gejala-gejala tetanus. Komponen yang kedua adalah yang tidak berbahaya, dapat penetrasi ke syaraf dan mempengaruhi sistem syaraf. Bagian yang tidak berbahaya inilah yang digunakan untuk terapi mengatasi depresi. Selama penelitian di Universitas Autonoma De Barcelona, komponen yang disebut domain carboxy-terminal tersebut direproduksi dalam skala besar di laboratorium. Pengujian toksin dilakukan dengan cara mempelajari pengaruhnya terhadap sistem syaraf tikus. Tujuan penelitian ini adalah melihat kemungkinan penggunaan dosis sublethal toksin tetanus dan molekul-molekul turunannya untuk melakukan terapi.

Setelah melakukan studi selama 20 tahun akhirnya mereka berhasil memperoleh hasilnya. Komponen toksin tetanus yang tidak berbahaya ternyata dapat menghambat penyebaran serotonin melewati membran sinaptik. Para peneliti tersebut juga membuktikan bahwa toksin dan fragmen rekombinannya, carboxy terminal, fragmen tidak berbahaya dapat memperkuat sel syaraf dan melindunginya dari agresi eksternal. Hal itu berarti toksin tetanus memiliki efek neuroprotektif yang mencegah kematian sel syaraf pada saat sel syaraf menghadapi situasi agresif. Fenomena itulah yang menyebabkan mereka yakin bahwa fragmen tersebut dapat lebih efektif dibanding neurotrophin (protein dalam tubuh yang menunjang kehidupan dan pertumbuhan sel-sel syaraf) dalam hal proteksi melawan gangguan neurodenegeratif seperti penyakit parkinson (diterjemahkan oleh nl – makmur 14 bandung ).

sumber: www.brightsurf.com

Sunday, August 13, 2006

Profesional

Kerap berdiskusi tentang profesionalisme dalam satu komunitas fotografi, mebuat saya sering bertanya dalam hati, “Apa sih profesional itu? Apa sih amatir itu?

Mungkin saja professional erat hubungannya dengan sikap mental. Sikap seseorang dalam menghargai profesi yang dipilih dan digelutinya, sikap untuk menghargai profesi orang lain.

Jadi ingat pesan Oom Dedy Mizwar, “Boleh murah, tapi jangan jadi murahan!”
Apa dapat diartikan juga, “Boleh gratis, tapi jangan gratisan!”

Terserah bagaimana kita mentejermahkannya, sepanjang kita dapat menghargai profesi kita masing-masing dengan baik…