Sunday, October 30, 2005

Mengapa Rubah Petapa?

Mengapa tidak?!!! Ada yang salah gitu? hehehehe...
Bermula dari alamat email yang saya gunakan untuk subscribe di sebuah mailing list. Tanya itu lalu kerap datang menyambangi saya. Biasanya mah saya cuman nyengir kuda sebagai balas atas tanya iseng di atas. By the way, kenapa mesti menggunakan istilah "nyengir kuda"? Bukan nyengir kelinci atau nyengir ayam atau nyengir kambing atau kenapa bukan nyengir simpul aja sekalian ? Sudahlah....

Lanjut lagi...
Setelah sekian lama masyarakat (???) mendesak saya mengungkap alasan dibalik nick name yang lambat laun makin ngetop ajah ini (suit... suit...), yah.... boleh deh saya kasih tauk ke kalian-kalian ini.

Dulu, waktu usia saya masih kira-kira 9-10 tahunan gitu, pernah baca satu komik tentang seorang pemburu dan seekor rubah. Jalan ceritanya gimana saya udah lupa, tapi deskripsi si penulis tentang hewan kecil, rubah, membuat saya jadi ngefans sama yang namanya rubah ini. Konon lagi, dulu sering liat stiker (gambar tempel?)yang berlogo muka rubah dan ada tulisan, "Black Fox, No Fear".

Kecil? Iya, memang tidak sekecil semut atau tikus tapi ukuran hewan pemangsa yang termasuk keluarga anjing ini rubah termasuk imut.

Rubah termasuk hewan yang pemalu, mudah gugup, tertutup, cenderung pendiam, penyendiri dan selalu menghindari untuk terlihat di khlayak ramai. Rubah tidak seperti kebanyakan kelompok anjing yang suka mengonggong, mereka hanya mengeluarkan suara lolongan lirih yang kadang mirip seperti nyanyian atau suara tertawa terkekeh-kekeh.

Meski pemalu dan cenderung hewan penyendiri, rubah tetap hewan yang kuat bertarung dan menggunakan kecerdikannya dalam berburu mangsa.

Lalu mengapa dengan petapa? Kata apa pula ini. Well... ini salah ketik. Saya bermaksud menulis kata "pertapa" yang berarti manusia yang melakukan pengasingan, senang menyendiri, biasanya untuk semadi, di tempat sunyi dan jauh dari kebisingan dunia.

Mau nanya kan, kenapa saya mengindetifikasikan diri sebagai seekor rubah yang juga pertapa?

Tadi mau nulis "Wise Fox", tapi kok kesannya gak bijaksana jika mengaku sebagai makhluk yang bijaksana ya?

Yah saya senang menyendiri dan selalu panik dan keluar keringet dingin di tengah keramaian, setidaknya hingga tahun-tahun saya di sekolahan dulu. Dan saya senang berpikir berlama-lama, meski saya bukan manusia yang punya otak sakti untuk jadi filsuf.

Apapun julukan yang saya atau kalian--sahabat-sahabat saya--berikan kepada saya, saya tetap seorang manusia yang sedang berjalan di sebuah perjalanan panjang yang bernama kehidupan. Dan di ujung jalan saya akan membalikan badan, memandang jalan yang telah saya lalui. Mencari tahu apakah saya telah melakukan sesuatu untuk memberi makna pada diri saya dan lingkungan yang saya lewati.