Wednesday, May 17, 2006

Pegang Perut

Beberapa kali Dedek--istri saya--dengan sedikit sewot melontarkan pertanyaan "Kenapa sih semua orang selalu memegang perut perempuan hamil, tanpa atau dengan izin dari si perempuan tersebut?!!" ke saya. Saya yang lagi setengah rebah sambil melihat bang Keanu Revee di layar TV, cuma bisa nyengir. Saya nggak tahu musti jawab bagaimana menjawab pertanyaan itu, gimana mau jawab saya aja sering ngelus perut dia kok! Maksudnya perut istri saya loh bukan Keanu Revee..

Iya yah... kenapa yah, perut ibu hamil serig dielus-elus?

Wednesday, May 10, 2006

Kutipan... kutipan... kutipan....

“Mulailah dari hal-hal kecil.Mulailah pada diri sendiri.Mulailah dari sekarang.
K.H. Abdullah Gymnastiar, tentang kebaikan)

==============
“Buku adalah alat transportasi paling hebat menuju pikiran orang lain. Buku bisa mengajakmu menjelajah lebih ke dalam perasaan orang lain”
(Christopher Paolini, penulis buku “Eragon” di usia ke-15)

================
YANG FANA ADALAH WAKTU
Sapardi Djoko Damono

Yang fana adalah waktu.
Kita abadi: memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa.
"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?" tanyamu.
Kita abadi.

=============
"Motivation is everything. You can do the work of two people, but you can't be two people. Instead, you have to inspire the next guy down the line and get him to inspire his people. "
-Lee Iacocca

=====================
Takut adalah jalan menuju Kegelapan.Takut menimbulkan amarah.Amarah menimbulkan kebencian.Kebencian membawa derita.
[Master Yoda pada Anakin Skywalker; StarWars I: Phantom Menace]

====================
I rather like one touch of her hand, one smell of her hair, one kiss of her lips, than living in eternity without it.
(City of Angels, 1998)

Tuesday, May 09, 2006

Beras Impor

Sudah lebih dari bilangan dua minggu, di media-media (TV, radio , koran dan majalah) pada ribut-ribut soal beras impor. Bermula dari kebijakan pemerintah dalam hal ini Departemen Perdagangan) yang mengimpor beras (yang sepertinya) asal Thailand. Katanya sih untuk mengendalikan harga pasar beras di Indonesia ini.

Masalahnya kemudian timbul karena sebenarnya (menurut yang kontra impor beras) persediaan beras nasional, baik di gudang-gudang Bulog maupun gudang pedagang beras (kalo pedagang beras besar mah artinya pasti lain) lebih dari cukup untuk memenuhi permintaan pasar hingga musim panen mendatang. Hal lainnya karena dengan melimpah beras di pasaran, otomatis harga beras (terutama beras lokal) terpukul semakin rendah. Padahal harga sekarang (terutama harga jual petani ke pedagang penampung) sudah sangat rendah dan nyaris tidak menutupi biaya produksi petani (bibit, pupuk, insektisida, ongkos panen, ongkos angkut dan lain-lain). Parahnya lagi, ternyata karena musim tanam yang berbeda, di sebagian daerah musim panen justru baru saja atau akan segera tiba. Pastinya, pedagang bakal membeli beras dari petani dengan harga yang jauuuuh lebih rendah.

Atas argumen tersebut, maka dituailah berbagai protes. Termasuk gelombang demonstrasi (duh gelombang! Kesannya gimana gitu?) di banyak daerah. Hingga saat ini.
Bayangin aja kalo 150 juta penduduk Indonesia enggan membeli beras impor, apa kagak busuk tuh beras. Busuk kelamaan menimbun di gudang-gudang. Pedagang jadi males jual beras impor, akhirnya para pengusaha yang dah ngeluarin duit buat nyogok pejabat Departemen Perdagangan itu bakal rugi gede. Seru…. Seru…

Ok… ok… nggak 150 juta…

Hanya 50 juta….
Hhhm.. 10 Juta?
Oh… 2 juta deh….
Iya… Iya… 100 orang!
Ya udah cuma saya sendirian!
Tapi tetap aja seru mikirin ide seperti ini, daripada panas-panas demonstrasi, mana haus lagi teriak-teriak di depan orang “tuli”.

Gimana?